“All Dead, All Dead”: Rekaman Versi Freddie Mercury yang Disembunyikan Selama 40 Tahun

Okay, aku akan menulis review lagunya Queen lagi, because writing about that makes me happy and when I am happy I write better, hehehe. Lagu berjudul “All Dead, All Dead” ini termasuk salah satu lagu yang aku dengarkan pada masa kecilku, tapi kemudian setelah kita bergeser dari zaman kaset dan tape recorder, aku tidak pernah mendapatkan versi MP3-nya. Jadi selama bertahun-tahun aku tidak pernah mendengarkan lagu ini lagi. Hingga 2 hari yang lalu, aku ke warnet dan terharu melihat seluruh rekaman versi MP3 ke-15 albumnya Queen ada di situ semua dan tinggal meng-copy-nya, belum lagi yang versi live performance-nya. Sesampainya di rumah aku langsung memutarnya di laptop dan terutama mendengarkan lagu-lagu yang sudah lama sekali aku tidak mendengarkannya karena tidak punya versi MP-3-nya atau pernah punya tapi terhapus pas hardisk laptopku ke-reset di tahun 2008. Salah satunya adalah lagu “All Dead, All Dead” ini. Langsung merinding aku mendengarkan lagi lagu balada dengan mostly piano dan minim alat musik lainnya ini.

Aku pernah mendengar sih kalau lagu ini diciptakan oleh Brian May dan bercerita tentang kucingnya yang mati. Kucing berwarna hitam yang selalu menemani Brian di masa kecilnya. Liriknya memang sedih sekali, salah satunya begini, “all dead, all dead, but in hope I breathe, of course I don’t believe you’re dead and gone”. Aku langsung terkoneksi dong, mengingat aku pernah merasakan kesedihan yang sama dengan Brian. Pertama waktu kucing tabby-ku Cucil diracun orang pada Februari 2016, aku menangis selama berhari-hari dan sampai tidak masuk kantor karena tidak bisa meninggalkanku tempat tidurku. Kesedihannya pun tidak hilang sampai beberapa bulan kemudian. Kedua sewaktu Bolet, kucing ginger-ku tiba-tiba hilang pada akhir Januari 2017, selama berbulan-bulan aku mencarinya, memanggil-manggilnya di jalan-jalan sekitar rumah yang aku lewati, hingga berpuluh-puluh kali memimpikan dia kembali, selalu berdoa agar dia kembali, tapi Bolet tidak pernah kembali, hingga hari ini. Rasanya sedih sekali, mungkin kurang lebih perasaan Brian pun demikian.

Lagu ini diciptakan dan dinyanyikan sepenuhnya oleh Brian May, bahkan yang mengiringi lagu ini dengan piano juga adalah Brian sendiri. Lagu balada ini mostly hanya berisi alunan piano dan suara vokal Brian, dengan hanya sedikit tambahan drum dan bass di beberapa bagian kecil dari lagu tersebut. Pendek kata, ini lagunya Brian May banget, dan dia sangat senang dengan lagu ini. Dalam sebuah wawancara Brian mengatakan, “that’s one of my favourites, that was one of the ones which I thought came off best, and I was really pleased with the sound, it always gives me a surprise when I listen to it because it was meant to really bring tears to your eyes, it almost does it to me.” You right Brian, this song bring tears to my eyes, especially because it makes me sad remembering Cucil and Bolet. The lyric is so deep and sad. Lagu ini diciptakan pada tahun 1977 dan menjadi salah satu lagu dalam album “News of The World” bersama dengan lagu “We Will Rock You”, “We Are The Champion”, dan lain-lainnya.

Ingin mengetahui lebih jauh tentang lagu ini, aku segera memanfaatkan privilege manusia zaman now (yes, apalagi kalau bukan kemajuan teknologi). Ketika aku mengetikkan judul lagu ini di mesin pencari, hasil yang muncul paling atas adalah video klip terbaru lagu ini yang diluncurkan tahun 2017, yes tahun lalu saudara-saudara. Langsung saja aku putar video music tersebut. Dan oh my God, hatiku langsung bergetar, aku langsung pengen nangis dan akhirnya benar-benar nangis. Bukan hanya karena video klip lagu ini menampakkan animasi seekor kucing hitam (kucingnya Brian I supposed dan memang iya) sedang tersesat di antara tempat yang dipenuhi dengan roda penggerak, pipa, kabel, dan papan sirkuit. Namun yang lebih menggetarkan hati dan bikin pengen nangis adalah ternyata suara Freddie yang khas dan sangat indah yang menyanyikan lagu itu. Bukan berarti aku bilang suara Brian tidak bagus ketika menyanyikan lagu itu, ya bagus sih, cuman you know Freddie is Freddie and his voice is his voice, you know what I mean. Dan lagu itu terdengar bagus banget, dalam banget, sangat menyayat hati. Karena kita tahu Freddie sendiri adalah seorang cat lover sejati, dan bahwa dia sudah lama pergi meninggalkan dunia ini, dan terutama lagi adalah karena kenapa rekaman lagu versi suara Freddie ini disembunyikan selama 40 tahun, sebuah karya seni yang seindah dan sedalam ini. Dan memang benar saudara-saudara, rekaman lagu “All Dead, All Dead” versi vokal Freddie Mercury ini memang tidak pernah diperdengarkan kepada siapapun kecuali lingkaran dalam mereka, dan memang baru diluncurkan akhir tahun lalu itu bersamaaan dengan video klip animasinya pada peringatan 40 tahun album “News of The World” diluncurkan. Oh my God! Apakah masih ada lagi harta karun semacam ini yang kalian sembunyikan, wahai Brian dan Roger?

Dan ternyata belum cukup sampai di situ saja keharuan ini memenuhi ruang-ruang di hatiku. Video klip berdurasi 3 menit yang menceritakan perjalanan kucing hitam di dunia penuh kabel dan pipa itu, dengan huruf-huruf teks lirik lagu itu yang kata-katanya sangat mengharukan berserakan di sepanjang video klip, eh di tengah-tengah lagu digambarkan ada 4 burung kecil terbang mondar-mandir di angkasa kemudian keempatnya hilang ditelan awan di pojok kanan layar. Dan pada akhir video klip itu, ketika digambarkan robot yang ada dalam cover album “News of The World” itu sedang berbaring di atas padang rumput besar dan si kucing hitam tengah berdiri di atas tangannya, burung-burung itu terbang kembali menuju ke jari-jari robot itu. Tapi hanya dua burung yang kembali, sedangkan dua burung lainnya tidak kembali. Kita tahu dua burung yang kembali adalah Brian May dan Roger Taylor, sementara dua burung lainnya yang tidak kembali adalah Freddie Mercury yang meninggalkan dunia ini dan John Deacon yang mengundurkan diri dari Queen. Huaaa, what a perfect package to be sad and crying in tears, huhuhu.

Jadi lirik lagu “All Dead, All Dead” itu begini, “all dead, all dead, all the dreams we had, and I wonder why I still live on, and alone I’m spared, my sweeter half instead, all dead and gone”. Setelah di bait sebelumnya diceritakan soal, “so much a do my lover, so many games we played, through every fleeted summer, through every precious day”. Yes Bri, I feel you, all my precious days I spent with Cucil and Bolet. Lirik selanjutnya begini, “all dead, all dead, at the rainbow’s end, and still I hear her own sweet song, take me back again, you know my little friend’s, all dead and gone”. Yes Bri, it’s a grieving, we are old but still a child! Dan diakhiri dengan, “all dead, all dead, but I should not grieve, in time it comes to everyone, but in hope I breathe, of course I don’t believe you’re dead and gone.” Sure Bri, until today, I still don’t believe that Cucil and Bolet are gone.

Aku mengerti banget sih orang bisa memiliki perasaan yang sedemikian dalam kepada kucingnya, atau binatang peliharaan yang lainnya. Karena ini bukan soal binatang atau bukan bintang, ini soal kelekatan dan kedekatan personal. And for so many people, including me, cats are not just pet, they are family!

Foto: Bolet kucingku, di manapun kamu berada sekarang, I will always love you Bolet.

Fitri Indra Harjanti

Fitri Indra Harjanti
Bagikan:

Fitri Indra Harjanti

Seorang fasilitator, editor, penerjemah, dan penulis freelance yang tinggal di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktif menggeluti isu gender dan feminisme sejak 7 tahun yang lalu. Menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film di bioskop, mendengarkan band Queen, dan berbicara dengan kucing-kucingnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *