Lagi-Lagi Aku Kalah Dengan Hujan
Aku selalu berupaya untuk lupa.
Sekuat tenaga bersikap masa bodoh.
Melupakan semua kenanganku dan dia.
Mengikhlaskan semua yang pernah dilalui.
Tapi lagi-lagi hujan selalu menang.
Hujan selalu berhasil menarik semua ingatan tentangmu.
Tidak salah.
Jika sejak dulu aku membenci hujan.
Aku mengkhayal.
Tertawa dengan seseorang, saling menggelitik.
Tertawa terbahak-bahak dengan seseorang yang suatu saat akan menggantikan posisimu di hatiku.
Tapi di ujung keasyikan aku mengkhayal.
Terlintas kenangan.
Ketika kamu menggelitikku hingga sakit perut.
Dan aku mulai terdiam.
Air mata tak bisa lagi keluar.
Aku tak tahu kenapa mengingatmu begitu sesak, namun tak sedikitpun air mata keluar.
Itu tanda apa?
Aku sudah ikhlaskanmu?
Atau ada yang belum selesai?
Aku mencoba menantang diriku.
Tetap melihatmu.
Tetap berbicara denganmu.
Aku begitu mencintaimu sehingga aku tidak mau memilih untuk menjauh.
Menjauh seperti semua orang sarankan ke diriku.
Aku tidak lagi berharap untuk kembali.
Aku berharap semua bisa berjalan baik-baik saja.
Kamu hebat, membuat jalanku kaku.
Kamu hebat, membuat aku hilang arah.
Kamu hebat, membuat aku terlihat bodoh.
Salah satu kebodohanku, mengenang kamu dengan tulisan ini.
Ayu Permata Sari
- Awalan yang Tidak Begitu Menarik, Tapi Kemudian Berkesan dan Membuat Candu - Februari 22, 2019
- Lagi-Lagi Aku Kalah Dengan Hujan - Februari 19, 2019
- Rindu Batu - Februari 18, 2019
Oh my god, sini kak curhat..
In sudah curhat.. hehehe