LET’S TALK ABOUT PRIVILEGE

Let’s talk about privilege! Di dunia di mana relasi kuasa memegang peran yang sangat penting dalam menentukan segala hal, kita jadi semakin tidak bisa menutup mata bahwa privilege atau padanan dalam Bahasa Indonesia-nya hak istimewa kali ya, juga memegang peran yang sangat penting dalam mempengaruhi “nasib” atau masa depan seseorang, meskipun tentu ya tidak 100 %.

Gambarannya begini, kalau orang yang tidak memiliki privilege itu mulai dari 0 garis awalnya, maka orang yang punya privilege akan mulai dari 10 atau 50 atau 99, sehingga untuk mencapai titik 100 kebayang lah ya, orang yang mulai dari 0 akan jauh lebih susah dibanding dengan yang sudah mulai dari 50 apalagi 99.

Privilege adalah “a special right, advantage, or immunity granted or available only to a particular person or group” atau akan aku terjemahkan ya, “hak istimewa, keuntungan, atau kekebalan yang dimiliki atau tersedia hanya untuk orang atau kelompok tertentu”. Privilege tidak soal harta kekayaan saja lho, meskipun itu jelas iya. Namun masih ada banyak hal yang juga merupakan privilege. Apa saja? Mari kita gali bersama-sama. Ini menurut pendapat aku ya, tentu saja akan banyak kekurangannya, silakan dikritik.

  1. KAMU DILAHIRKAN DI NEGARA MANA

Menurutku ini juga sudah merupakan privilege. Bukannya tidak bangga dan tidak bersyukur ya aku dilahirkan di Indonesia, wkwkwk, ini kan kita ngobrol-ngobrol saja. Jadi kalau kamu sejak lahir sudah dilahirkan di negara-negara maju yang sistemnya bagus, akses akan informasi dan pendidikannya bagus, tingkat ekonominya tinggi, standar gajinya tinggi, itu pun sudah privilege. Sebaliknya kalau dilahirkan di negara-negara ber-flower apalagi negara miskin ya sejak kita mbrojol aja kita sudah unprivileged, hihihi.

Kebayang kan ya. Misalnya saja, ketika kamu tinggal di negara-negara maju, kamu kerja di pabrik atau di rumah makan atau punya kolom mini mingguan di sebuah surat kabar saja sudah akan cukup untuk menanggung hidupmu. Kalau di Indonesia, ya you know lah, wkwkwk, kamu kerja mati-matian sebulan aja gajinya belum tentu cukup untuk kamu beli tiket pesawat PP ke kota sebelah, hehehe.

Apalagi di negara maju yang kesadaran akan perlindungan hak-hak pekerjanya sudah lebih maju, walaupun lebih maju bukan berarti sudah tidak ada masalah sama sekali ya. Apalagi kalau dilahirkannya di negara-negara yang jaminan perlindungan sosial dari negaranya tinggi, oh privilege banget itu. Kalau di Indonesia kan, sebenarnya apa sih bedanya ada negara sama engga ada negara, kok aku ngga pernah merasakan, eh, *buru-buru nutup mulut.

2. KAMU DILAHIRKAN DI KELUARGA YANG SEPERTI APA

Well, ini privilege juga, di lingkungan keluarga yang seperti apa kamu tumbuh dan dibesarkan. Sebelumnya, tentu saja kita mencintai orangtua kita ya sebagaimana adanya mereka, karena masing-masing dari mereka pasti mempunyai alasannya masing-masing. Tapi bisa dibayangkan ngga, anak yang tumbuh besar di keluarga yang sangat supportive, encouraging, mengekspresikan cinta dan perhatian kepada anak-anaknya dengan benar, menghargai anak-anaknya, membiasakan mereka membuat keputusan dan berani mengungkapkan pendapatnya, memposisikan anak sebagai sahabat dan selalu mendengarkan, menghargai perasaan dan pendapat anak, selalu ada dan hadir untuk anak-anaknya, menciptakan suasana rumah yang hangat dan penuh cinta, dibandingkan dengan anak yang tumbuh besar di lingkungan keluarga yang tidak seperti itu, atau bahkan masih ditambah dengan penuh pengabaian dan kekerasan?

Masalahnya, orangtua-orangtua zaman dulu (zaman kita lah ya), banyak yang belum memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan hal-hal yang kusebutkan di atas, karena generasi orangtua kita pada zaman itu di Indonesia, masalah terbesar hidupnya masih berkutat di seputar soal-soal kebutuhan dasar manusia. Jadi keberhasilan terbesar (sebagian) orangtua pada zaman kita dulu masih berada di seputar, yang penting anakku bisa makan sehari 3 kali, ngga kayak zaman aku kecil dulu, makan sehari dua kali saja sudah syukur, dengan telur 1 butir dibagi 8, atau yang penting anakku bisa sekolah sampai kuliah saja sudah syukur banget, ngga kayak zaman aku dulu yang cuman bisa sampai lulus SMA.

Jadi pengetahuan tentang hal-hal yang aku sebutkan di atas belum masuk lah menjadi salah satu perhatian, hehehe. Sehingga tidak sedikit anak-anak tersebut yang kemudian di masa dewasanya membawa luka batin yang disimpan rapat-rapat dan tak pernah diselesaikan, yang seringkali muncul dan menimbulkan masalah di kemudian hari yang dapat menghambat perkembangan, kemajuan, serta kesuksesan diri.

3. KAMU MEMILIKI CIRCLE YANG SEPERTI APA

Yang ini aku ngga tahu sih apakah masuk ke dalam kategori privilege atau engga, soalnya circle kan kita buat, usahakan, dan perjuangkan sendiri ya selama masa perjalanan hidup kita, bukan given. Cuman menurutku, ketika kita memiliki teman-teman yang supportive, encouraging, selalu ada buat kita, selalu mau membantu kita, selalu bisa kita curhatin habis-habisan, wah privilege banget itu. Supportive yang sampai pada tahap, kita bikin postingan apa saja di media sosial dia pasti like and share, wkwkwkwk, kita punya ide gila bikin karya ini itu dia selalu hadir menjadi cheerleader paling kenceng, privilege banget itu.

Teman yang selalu bisa kita curhatin habis-habisan tentang kegelisahan dan kegalauan kita juga privilege, sehingga kita terhindar dari terpaksa curhat di status Facebook atau story Instagram atau story WA kita dan menjadi bahan gosip semua orang yang membacanya, wkwkwkwk. Karena kita punya teman yang dengan senang hati mau kita curhatin 24/7 bahkan dengan curhatan alias sambatan yang diulang-ulang. Terima kasih teman sudah menyelamatkan aku dari sambat di media sosial dan mengumbar aib-ku untuk dijadikan bahan olok-olokan, what such a privilege I have, wkwkwkwk.

Teman yang selalu mau menolong kita? Oh itu juga privilege banget! Ingat, tidak seorangpun di dunia ini yang memiliki kewajiban untuk menolongmu (terlebih jika kamu sudah usia dewasa). Jadi kalau ada orang yang mau menolongmu, kamu harus sangat menghargainya, karena itu sebenarnya bukan kewajibannya. Termasuk pertolongan dalam hal meminjami uang ketika kamu kepepet finansial ya, wah privilege banget itu, sumpah. Karena itu akan menyelamatkan kamu dari terjebak dalam gali lubang tutup lubang hutang tak berujung karena bunga yang mencekik, atau pinjaman online yang selalu siap sedia menghancurkan reputasi dan namamu, karena temanmu ini bersedia meminjamkan kamu uang tanpa bunga dan dengan tenggat yang longgar, what a privileged person you are!

4. SEBERAPA KAYA HARTA KELUARGAMU DAN SEBERAPA LUAS JARINGANNYA

Ini yang paling standar dan sudah sering dibahas ya. Ketika kamu dilahirkan di keluarga yang kaya dan memiliki jaringan yang luas sehingga akses ke segala macam hal menjadi jauh lebih mudah, ya jelas itu privilege banget. Kamu bisa bersekolah di sekolah terbaik, ikut les/kursus skill-skill lain yang kamu inginkan/butuhkan, bisa membeli segala fasilitas dan kebutuhan (bahkan keinginan) hidup, tidak lagi dipusingkan dengan masalah basic manusia (kayak bisa makan atau engga, ada tempat tinggal atau engga, bisa beli bensin atau engga, bisa beli obat atau engga, hal-hal semacam itu lah) sehingga kamu bisa fokus ke pengembangan diri dan peningkatan kreativitas. Kamu bisa fokus mengejar mimpimu dan melakukan hal-hal yang menjadi passion-mu karena kamu sudah tidak lagi dipusingkan dengan kebutuhan dasar hidup manusia, wah privilege banget itu.

Karena percayalah, kalau kamu makan aja masih susah, pusing mikirin cicilan dan tagihan yang ngga kebayar, mau beli bensin ngga bisa, sakit ngga bisa berobat, boro-boro deh kamu bisa mikirin passion, berkarya mengejar mimpi, apalagi voluntary mengabdikan diri untuk kemaslahatan umat. Susah gaess, kamu pasti akan fokus dulu untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupmu, percayalah, hehehe. Ya mungkin ada yang ngga kayak gitu juga sih, nabi kali ya, wkwkwkwk.

Jadi kenyataan pahit yang harus terima adalah, hidup ini bukan hanya soal kerja kerja kerja saja maka kamu akan jadi sukses. Tentu kerja kerja kerja adalah hal yang baik dan merupakan kewajiban semua dari kita sebagai seorang manusia. Tapi kalau ngomongin soal kesuksesan (dengan standar mainstream), jangan lupa, ada hal yang bernama privilege, dan sayangnya seringkali itu jauh lebih menentukan nasib dan masa depanmu, dibanding hanya sekadar kerja kerja kerja, hehehe!

Gambar: Dari Internet, sumber tertulis di bawah gambar.

Fitri Indra Harjanti

Fitri Indra Harjanti
Bagikan:

Fitri Indra Harjanti

Seorang fasilitator, editor, penerjemah, dan penulis freelance yang tinggal di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktif menggeluti isu gender dan feminisme sejak 7 tahun yang lalu. Menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film di bioskop, mendengarkan band Queen, dan berbicara dengan kucing-kucingnya.

One thought on “LET’S TALK ABOUT PRIVILEGE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *