Saya Iri Dengan Teman-Teman Perempuan Saya
Saya iri dengan teman-teman perempuan saya! Eitsss, jangan salah sangka, saking irinya saya sampai cinta mati sama mereka. Bukannya malah jadi dengki lho ya. Kalau dengki mah bisa-bisa saya kepikiran ngehancurin hidup mereka atau mengumbar gosip murahan ke semua orang tentang keburukan mereka (hahaha, nggak lah, takut kena azab). Boro-boro kepikiran begitu, yang ada saya malah pengen mereka terus menjadi perempuan-perempuan yang bikin saya iri seumur hidup!
Jangan bayangkan mereka itu para pejabat atau istri pejabat, pengusaha super sukses, atau crazy rich Indonesians yang kemana-mana pakai Chanel Diamond Forever handbag, Versace Crystal 3D Medusa belt, atau sepatu Stuart Wetzman Diamond. Bukan, bukan, saya mah Insya Alloh nggak iri sama yang begituan, rejeki sudah ada yang mengatur lah ya! Teman-teman perempuan saya ini ya perempuan seperti layaknya perempuan pada umumnya. Ada yang sudah berkeluarga, ada yang belum atau memutuskan tidak berkeluarga, ada yang sudah memiliki anak, ada pula yang memutuskan tidak memiliki anak, ada yang bekerja kantoran, PNS, freelancer, kerja sosial, ibu rumah tangga, beragam lah intinya. Tapi yang jelas, most of them have similar perspective and value for their live. Di sini akan saya jelaskan sebisa dan semampu saya soal nilai dan perspektif itu, juga hal-hal lain yang bikin saya iri setengah mati sekaligus cinta mati sekaligus terinspirasi.
#1 They know what they want to do in their life sebagai khalifah di bumi
Jangan bayangkan mereka lahir jebrot sudah langsung tahu apa yang akan mereka lakukan dalam hidupnya. Butuh proses yang panjang diwarnai dengan banyak kesalahan yang dibuat, hingga pertanyaan tentang, “apa tugas saya di dunia?” akhirnya muncul. Mungkin pada awal-awal munculnya pertanyaan tersebut mereka tidak bisa menjawab dengan terang dan jelas. Tapi yang membuat mereka keren adalah mereka mau bersusah payah berproses sampai akhirnya menetapkan apa yang mereka ingin lakukan selama hidup di dunia ini. Mungkin dalam jangka waktu tertentu mereka akan mengevaluasi kembali proses tersebut dan mengubah tujuan, tapi setidaknya mereka melakukan itu semua bukan karena ikut-ikutan, atau tuntutan sosial, atau alasan-alasan eksternal yang lain, tapi lebih kepada proses internal dan refleksi-refleksinya.
#2 Si pengejar passion
Mungkin banyak orang bilang, passion itu hanya ilusi semata, banyak hal realistis yang harus dilakukan. Tapi eh tapi, banyak orang yang always on the track dengan passion-nya lho dan berhasil. Passion adalah ketika kita menggambarkan diri kita sendiri sebagai sesuatu, dan gambaran itu penting untuk kita menghargai diri sendiri as a human. Teman-teman di sekitar saya bahkan banyak yang mulai mengejar passion-nya di saat umur mereka sudah terbilang tidak lagi muda. Eittsss, tapi mereka memang extraordinary person yang nggak kenal umur. Beberapa bahkan sudah memantapkan hati bahwa umurnya berhenti di 25 tahun atau 27 tahun, dan setelahnya akan tetap selalu berumur segitu, hahaha. And I love how they work with their passion. Sebagai catatan, passion di sini juga termasuk menjadi ibu rumah tangga lho. Saya sering sekali terkagum-kagum dengan ibu rumah tangga yang sangat passionate dalam menyelesaikan urusan-urusan rumah tangganya!
#3 They are brave and strong
Ini kualitas yang penting banget. Tapi lagi-lagi, jangan dikira kekuatan dan keberanian mereka muncul tiba-tiba. Semua pakai proses! Juga, keberanian dan kekuatan yang saya maksud di sini adalah keberanian dalam menyuarakan nilai diri dan kekuatan dalam mempertahankan nilai diri. Ini nggak mudah banget ya gaess. Kadang kita mudah terjebak dalam situasi yang sebenarnya mengoyak nilai diri kita namun kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena kita dalam posisi yang lemah. Begitu pula yang terjadi pada teman-teman perempuan saya! Namun yang membuat mereka berbeda adalah mereka melakukan sesuatu untuk menyuarakan nilai diri mereka, meskipun di awal suaranya hanya terdengar sayup, tapi perlahan dan dengan proses yang panjang, suara itu semakin terdengar, sampai pada akhirnya mereka pelan-pelan berani keluar dari situasi tersebut.
#4 Smart! Of course!
Jangan buru-buru menyimpulkan mereka adalah perempuan-perempuan yang pas wisuda pake slempang cumlaude! Tet…tot…, Anda salah besar! Mereka adalah perempuan-perempuan yang bisa menempatkan diri, membaca situasi lingkungan dan lawan bicara, peka terhadap lingkungan sekitar, bisa diajak ngobrol dari obrolan serius sampai receh, punya pandangan dan wawasan yang luas dan universal atas kehidupan, juga punya idealisme dan nilai diri yang jelas.
#5 Feminis (sadar ataupun tidak)
Kebanyakan dari mereka adalah feminis. Mereka selalu berusaha untuk tidak hierarkis, tidak dikotomis, dan punya pandangan yang universal. Ahhh, lagi-lagi jangan dikira pandangan mereka selalu bisa feminis, tidak semudah itu Ferguso! Keseleo dan meleset dalam memandang permasalahan sering terjadi juga pada teman-teman perempuan saya, makanya di atas saya tuliskan, “mereka selalu berusaha,” karena mereka memang selalu berusaha, dan dalam proses berusaha itu pasti ada yang gagal. Tapi mereka terus berusaha agar perspektif feminis selalu ada dalam diri mereka dan mewarnai tindakan serta perilaku mereka.
#6 They know how to love and treat their selves
Ini nih penting banget! Banyak orang yang super sibuk sampai lupa bagaimana mencintai diri sendiri. Teman-teman perempuan saya mah nggak gitu orangnya. Mereka selalu tahu bagaimana mencintai diri mereka sendiri, bukan melulu hal material ya, tapi mereka tahu kapan harus menghentikan hal-hal yang merusak diri, atau keluar dari situasi yang merusak mental/psikis (lagi-lagi dan lagi ini pakai proses!) Mereka juga tahu bagaimana menyenangkan diri sendiri dengan hal-hal kecil, dengan beli lotion atau parfum dengan wangi yang disukai misalnya, intinya mereka peka terhadap alarm tubuh dan psikis mereka sendiri, dan ini bisa dilakukan kalau mereka mengenal diri mereka dengan baik, right?
#7 Memperlakukan orang lain dan makhluk lain dengan kasih
Tak perlu dijelaskan lah ya, yang jelas sepenglihatan saya selama ini teman-teman perempuan saya selalu memperlakukan orang lain dan makhluk lain dengan kasih, kecuali makhluk yang mereka takuti, seperti makhluk halus, hahaha, enggak, misalnya hewan yang mereka takuti. Tapi usut punya usut mereka tetap berusaha untuk tidak membunuhnya lho, hanya menyingkirkan atau menjauhinya. Ya, mereka bukan manusia yang sempurna, tapi setidaknya, lagi-lagi mereka berusaha untuk selalu menebarkan kasih ke alam semesta.
#8 Mudah bersyukur dan bahagia, bahkan dengan hal-hal kecil dalam hidupnya
Saya belajar banyak soal ini. Intinya, teman-teman perempuan saya mudah dibahagiakan dengan hal-hal kecil! Dan mudah mengucap syukur soal segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Syukur inilah yang kemudian membuat mereka sangat jarang membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain. Sekali lagi, prosesnya panjang sampai mereka bisa begitu. Ingat itu, Esmeralda!
#9 Haus akan pengetahuan
Paling nggak pede kalau pas lagi jalan bareng sama mereka, sudah pada gila dengan pengetahuan yang dipunyai tapi masih tetap terus belajar dari berbagai sumber. Nggak kayak saya yang kalau sudah paham sedikit langsung ganti tontonan di Youtube jadi vlog makan-makan, atau ganti buku bacaan jadi nge-scroll Instagram di HP, aahhh, tak patut!
#10 Mendukung teman perempuannya
Salah satu kualitas diri yang kadang perlu di-push adalah yang satu ini. Kita kadang suka nggak tahan untuk nggak ngomongin sesama teman perempuan, bukan karena kita lebih baik, tapi karena kita cemburu sama mereka! Ngapain coba cemburu buta, menguras hati saja, kenapa nggak kita dukung saja prestasi-prestasi teman-teman perempuan kita, kan kesannya lebih asyik gitu, lebih harmonis. Ingat juga sometimes kita juga butuh dukungan dari teman-teman kita, ya kan? Kita nggak hidup sendiri lho di dunia ini.
#11 Enjoy every process in her life!
Dari tadi kan sudah di-mention terus nih ya soal proses. Yak! Hal lain yang bikin saya iri sama mereka adalah mereka bisa menikmati setiap langkah dan kemajuan kecil dalam hidupnya, menikmati step by step proses dalam hidup mereka. Nggak kayak saya yang sukanya pengen tiba-tiba jadi ini, jadi itu, sok lelah kalau disuruh menikmati proses, helehhhh!
Begitulah kira-kira hal-hal yang bikin saya iri banget sama teman-teman perempuan saya di circle yang sekarang. Yang jelas inspirasi dari merekalah yang membuat saya ingin terus berproses dan belajar. Ada pepatah yang mengatakan, kalau mau wangi ya dekat-dekatlah sama orang yang jual parfum! Tapi bagi saya, kalau cuma dekat sama orang yang jual parfum doang mah kita nggak bakalan tiba-tiba wangi. Wanginya itu kalau kita beli parfumnya terus kita semprotkan ke badan kita, itu baru wangi! Ehh kok jadi ngomongin parfum ya, hahaha. Ya gitu deh, kalau kita berteman dengan orang-orang keren, ambil inspirasinya dan lakukan, jika itu sesuai dengan tujuan dan nilai diri yang kita percaya.
Nia Agustina
- MEMIKIRKAN ULANG PERTANYAAN “KENAPA BELUM PUNYA ANAK?” - Maret 11, 2022
- Saya Iri Dengan Teman-Teman Perempuan Saya - Januari 16, 2019
- Berencana Menikah? Baca Ini Dulu! - Januari 4, 2019