Seperti Manusia, Kucing Juga Bisa Ngambek Lho

Serius, kucing juga bisa ngambek lho. Aku saja kaget dan heran bercampur geli. Di antara banyak kucing yang pernah hadir dalam kehidupan kami, ada beberapa cerita di mana mereka ngambek alias marah pada kami. Namun di sini aku akan menceritakan 2 di antaranya yang paling aku ingat.

Kejadian pertama adalah ketika Krimy ngambek lantaran adik angkatnya diadopsikan ke orang. Pada waktu itu, kami memiliki 10 ekor kucing di rumah, sehingga ketika salah seorang teman yang baik hati bersedia mengadopsi salah satu kucing kami, kami sangat senang. Itu adalah pengalaman satu-satunya kami mengadopsikan kucing kami. Kami yakin Percil, kucing kami yang kami adopsikan itu, akan lebih berbahagia dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik karena temanku ini penyayang kucing level hard core, sangat memperhatikan kucing, dan baru memiliki seekor kucing di rumahnya. Sehingga kami tidak ragu menyerahkan Percil, kucing bicolor putih-abu yang pada waktu itu berusia 3,5 bulan.

Hal yang tidak kami bayangkan sebelumnya justru respon dari saudara-saudara Percil di rumah, terutama Krimy kakak Percil (beda ayah beda ibu) yang pada waktu itu berusia 8 bulan. Krimy memang sangat akrab sekali dengan Percil. Setiap hari mereka uleng-ulengan, kejar-kejaran, ngguling-nggulingan, bahkan Percil kecil selalu tidur di perut Krimy yang bertubuh besar. Sore itu mereka sedang bermain bersama di halaman (bersama dengan kucing-kucing kami yang lain juga), ketika kami membawa Percil, memasukkannya dalam keranjang, dan mengantarkannya ke rumah barunya di Minomartani.

Keesokan harinya baru kami menyadari kalau Krimy ternyata marah adiknya kami bawa pergi (karena kami pulang larut malam, dini hari malah). Krimy wajahnya cemberut terus, dan dia tidak mau lagi masuk ke dalam rumah, maunya di halaman depan terus. Hal ini tentunya aneh karena sebelumnya Krimy sering sekali ngusel-ngusel kami, suka menubruk kami untuk duduk di pangkuan atau minta gendong. Atau kalau kami sedang duduk di kursi, Krimy berdiri di kaki kami sambil mengeong-ngeong meminta perhatian. Tapi sejak hari itu dia tidak mau lagi melakukannya. Bahkan dia tidak pernah menghampiri kami lagi ketika kami panggil, dan ketika kami mendekatinya dia berlari menghindar. Tapi yang paling kentara adalah wajahnya yang njureng dan tatapannya yang penuh kemarahan kepada kami itu.

Situasi itu berlangsung hingga 3 minggu lamanya, walaupun kami sudah berusaha mendekati Krimy dan mengelus-ngelusnya. Dia benar-benar tidak mau kami sayang-sayang, bahkan masuk rumah hanya untuk makan seperlunya dan langsung keluar lagi. Puncaknya adalah kejadian yang sungguh unbelievable. Pada suatu malam suamiku sedang tidur di kamar, Krimy tiba-tiba naik ke atas tubuh suamiku, dan, yes, sengaja pipis di situ. Oh My God! Padahal biasanya dia tidak pernah pipis sembarangan, apalagi dengan sengaja mipisi kami.

Memang Krimy terlihat lebih marah pada suamiku dibanding pada aku, karena yang dia lihat suamiku lah yang mengambil Percil dan memasukannya ke dalam keranjang. Jadi dalam memorinya suamiku yang membawa Percil pergi, hehehe. Untungnya setelah 3 minggu, perlahan-lahan Krimy mulai memaafkan kami dan kembali lagi seperti sedia kala. Menurut kami itu lucu sekali, walaupun anyel juga, apalagi ketika dipipisi, hahaha.

Ternyata kucing juga bisa ngambek seperti manusia. Lucunya lagi, kami berusaha menjelaskan bahwa Percil adiknya baik-baik saja, hahaha, dan bahkan kehidupannya sudah lebih sejahtera. Ketika temanku yang mengadopsi Percil memposting video Percil di Instagram, kami memperlihatkan video tersebut kepada Krimy sambil mengatakan kalau Percil baik-baik saja dan bahagia. Entah Krimy mengerti atau tidak, hahaha, yang jelas ngambeknya akhirnya selesai dan dia menerima kami kembali sebagai manusianya. Bisa begitu ya, hahaha.

Kisah yang kedua adalah kucingku Bolt atau Bolet panggilan kesayangannya. Bolet ini adalah kucing yang paling dekat dengan aku sepanjang sejarah aku memiliki kucing. Dan meskipun sekarang aku tidak tahu Bolet berada di mana, I will always love him forever.

Nah Bolet ini juga pernah ngambek, dan menurutku itu sangat lucu. Bolet kan 4 bersaudara. Bolet anak pertama dan dia punya 3 adik, Shower, Dropi, dan Boxy. Aku pernah menceritakannya sebelumnya yes. Pada waktu itu kami masih tinggal di kontrakan yang sempit di Yogyakarta. Kucing-kucing kami selalu kami beri makan dry food dan sesekali kami belikan pindang goreng sebagai selingan. Mereka jarang sekali kami beri makan wet food, sehingga bagi mereka wet food itu adalah makanan yang mewah dan langka. Ketika sesekali mereka kami beri wet food, beuh hebohnya lebay sekali, mungkin kayak taste like heaven gitu kali ya bagi mereka.

Pada suatu hari Dropi sakit dan tidak mau makan. Kami bujuk-bujuk pun dia tetap tidak mau makan. Akhirnya kami belikan wet food yang sachetan, isinya sedikit. Kami beli 2 sachet. Nah supaya tidak terjadi kehebohan dan malah dihabiskan sama yang sehat-sehat, wet food itu kami berikan pada Dropi di kamar, maksud kami agar supaya ketiga saudaranya tidak melihat. Tetapi tanpa sepengetahuan kami, ternyata Bolet sudah terlanjur melihat bahwa Dropi kami beri wet food di dalam kamar, tanpa membaginya dengannya. Awalnya dia ingin ikut masuk ke dalam kamar, tetapi tidak kami bolehkan, dan kami langsung menutup pintu kamar itu supaya Dropi bisa makan dengan tenang.

Tahunya Bolet mengeong-ngeong marah dan langsung pergi dari rumah. Lalu dia naik ke atap rumah depan kontrakan kami sambil sengaja mengeong-ngeong keras supaya menarik perhatian. Aku pun keluar rumah dan melihat dia dari teras rumah. Tahu caper-nya berhasil, Bolet makin keras mengeong-ngeong sambil menatap aku dari atas dengan tatapan marah. Lalu aku bilang, “Bolet mau wet food juga, ayo turun”. Bolet tetap mengeong-ngeong.

Aku pun masuk ke dalam rumah, untuk mengambil wet food sachet yang masih tersisa dan menunjukannya pada Bolet dari teras rumah. “Mau ini kan, boleh kok, ini buat Bolet, ayo turun,” kataku. Namun dia tidak mau turun dan tetap mengeong-ngeong sambil menatap marah ke arahku. Butuh beberapa saat hingga akhirnya Bolet pun bersedia turun dari atas dan memakan wet food yang akhirnya kami berikan juga untuknya dan 2 saudaranya yang lain, hehehe.

Katanya kucing memang punya long term dan short term memory. Umumnya mereka itu short term memory. Tapi ada beberapa hal yang akan mereka simpan dalam long term memory-nya. Hal-hal yang mereka pilih sendiri untuk mereka ingat-ingat dalam jangka panjang.

Untuk kasus Krimy, cukup lama juga kan dia mengingat bahwa kami membawa adik angkatnya pergi. Kalau kasus Bolet sepertinya dia cepat lupa ya, atau dia masih ingat sih sebenarnya, tapi dia memutuskan untuk memaafkan aku karena dia mencintaiku, atau karena tawaran wet food yang terlalu menggiurkan, entahlah, kayaknya yang terakhir deh, hahaha.

Fitri Indra Harjanti

Fitri Indra Harjanti
Bagikan:

Fitri Indra Harjanti

Seorang fasilitator, editor, penerjemah, dan penulis freelance yang tinggal di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktif menggeluti isu gender dan feminisme sejak 7 tahun yang lalu. Menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film di bioskop, mendengarkan band Queen, dan berbicara dengan kucing-kucingnya.

2 thoughts on “Seperti Manusia, Kucing Juga Bisa Ngambek Lho

    • Juni 25, 2019 pada 7:20 am
      Permalink

      Hahaha iyaaaa, lucu bangeeeett, emang si kittun ngambek kenapa Mbak?

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *