Sepiring Surga Dunia di Tengah-Tengah Kampung di Timbulharjo, Bantul

Siapa yang menyangka, di tengah-tengah kampung Dadapan Kidul, Timbulharjo, Sewon, Bantul ada sepiring surga dunia yang bernama Bakmi Jawa Njero Desa Mbak Ndut. Tempatnya memang tersembunyi di tengah-tengah kampung, jadi kalau Anda belum pernah ke sana Anda harus pelan-pelan mencari-cari dahulu. Tapi jangan khawatir, sekarang sudah ada plang penunjuk jalannya. Dari Jalan Parangtritis Km. 8.5 pas lampu merah pertigaan Tembi, kita belok ke barat sekitar 200 meter melewati Jalan Cepit-Tembi dan segera ke selatan pada belokan pertama. Di situlah letak plang pertama berada. Selanjutnya masuk ke gang tersebut sekitar 100 meter sampai menemukan plang kedua dan beloklah ke timur sekitar 20 meter saja, dan lihatlah ke sebelah kanan, di situlah terletak the magnificente delizioso Bakmi Jawa Njero Desa Mbak Ndut.

Sesampainya di sana, jangan berharap Anda akan menemukan sebuah restoran atau warung. Anda hanya akan menemukan teras rumah pemiliknya yang dilapisi tikar dan di sampingnya ada open kitchen kecil tempat Mbak Ndut will do her magic. Teras itupun hanya berukuran kecil sekitar 1 x 3 meter dengan rumah-rumah tetangga yang mepet-mepet. Jadi jangan heran kalau Anda akan makan sambil disuguhi pemandangan ibu-ibu lagi ngumpul di teras rumah depannya, dapur rumah depan yang kadang pintunya terbuka setengah, dan kucing-kucing kampung yang hilir mudik ingin jadi part of the conversation. Benar-benar tidak seperti sedang makan di warung, lebih tepatnya seperti makan di teras rumah tetangga atau rumah saudara di tengah-tengah kampung khas Bantul, bedanya kita harus bayar saja pas sudah selesai, hehehe.

Satu hal lagi, warung ini tidak cocok bagi Anda yang tidak mengenal prinsip “selo adalah koentji”, karena warung ini adalah contoh sejati dari apa yang sering kita sebut sebagai gerakan slow food (sebagai bentuk perlawanan dari dominasi fast food) di mana Mbak Ndut akan memasak makanannya satu per satu dengan kecermatan dan detail yang tidak bisa diburu-buru oleh waktu, dan tentunya dengan bumbu tambahan cinta dan keramahan. Oleh karena itu, keberadaan tempat ini di muka bumi selayaknya Anda rayakan bersama kekasih, sahabat, atau keluarga tercinta. Dijamin lamanya waktu menunggu tidak akan terasa tersamarkan oleh obrolan hangat penuh cinta dan intimacy bersama orang-orang yang Anda cintai. Saran tambahan dari saya, simpan sejenak Smart Phone Anda, karena tentu saja tempat ini doesn’t have wifi that’s why you have to talk to each other.

Sekarang kita sampai pada inti dari cerita ini: the heavenly taste of the offered Menu. Bagi Anda yang menyukai cita rasa yang nikmat, gurih, dan bisa membuat Anda berpikir bahwa permasalahan dunia ini hanyalah setara remah-remah rengginang yang jatuh ke tanah dan terinjak, Anda bisa memesan Bakmi Goreng, Nasi Goreng, atau Magelangan. Sedangkan Anda yang menginginkan citarasa yang lebih menyegarkan dan menghangatkan di malam-malam yang dingin dan membuat Anda tiba-tiba menganggap masalah hidup Anda hanya seperti struk Indomaret lecek di dalam saku celana jeans yang terlanjur Anda masukkan ke laundry, Anda bisa memesan Bakmi Godog, Magelangan Godog, atau Nasi Godog. Yang terakhir saya sebutkan itu, Anda mesti coba, karena keunikan rasa dan bentuknya akan membuat Anda mengalami what-so-called pengalaman kuliner spiritual yang beyond expectation.

Demikian juga dengan menu-menu yang saya sebutkan sebelumnya, semuanya breath-taking, tongue-spoiling, brain-manipulating, and worth to try. Tak lupa Mbak Ndut pun selalu menambahkan detail-detail seperti bawang gorang dan irisan seledri, timun, tomat, kol, dan cabe rawit merah yang membuat pengalaman kulinet Anda menjadi unforgettable marvellous experience. Soal harga, don’t you ever worry about that, this is Bantul, folks! Sepiring surga dunia itu hanya dibandrol seharga Rp. 10.000, – saja, dan jika Anda request untuk menambah uritan, ati ampela, kulit, atau balungan di atas menu Anda, Anda hanya akan dimintai tambahan beberapa ribu saja. Sounds like a dream come true, doesn’t it? Jadi tunggu apa lagi, segera hadiahi Anda dengan pengalaman kuliner tak terlupakan ini. Jangan lupa hubungi saya, saya siap mengantar Anda, karena sesungguhnya lokasinya hanya 5 menit dari rumah saya, hehehe.

Fitri Indra Harjanti

Fitri Indra Harjanti
Bagikan:

Fitri Indra Harjanti

Seorang fasilitator, editor, penerjemah, dan penulis freelance yang tinggal di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktif menggeluti isu gender dan feminisme sejak 7 tahun yang lalu. Menghabiskan waktu luangnya dengan menonton film di bioskop, mendengarkan band Queen, dan berbicara dengan kucing-kucingnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *