Simak Tulisan Ini: Pastikan Anda Bukan Penyebab Seseorang Tidak Pernah Bisa Mengambil Keputusan

Dinamika dalam menjalani kehidupan sehari-hari adalah menghadapi tantangan. Orang harus menyelesaikan tantangan-tantangan dalam kehidupannya, yang ini akan berbeda-beda dialami oleh setiap orang. Yang akan sangat menentukan dalam penyelesaian tantangan hidup adalah keputusan. Nah masalahnya, mengambil keputusan ini gampang-gampang susah. Setiap keputusan ada konsekuensinya, sehingga idealnya yang mengambil keputusan mestinya adalah orang yang akan menanggung konsekuensi tersebut.

Dalam hidup, seseorang tentunya memiliki orangtua/wali, orang yang dituakan, saudara, teman, dan lain-lainya. Pernah kan ya, ada yang datang pada Anda, lalu menceritakan tantangan hidup yang sedang dialaminya. Jika demikian halnya, Anda tentunya adalah orang yang sangat berarti di dalam hidup orang tersebut. Tidak mudah lho, orang bercerita tentang tantangan hidupnya kepada orang lain. Kedekatanlah yang akan membuat seseorang berani untuk bercerita tentang tantangan hidupnya.

Makna Anda besar, sehingga sebaiknya Anda berupaya untuk tidak mencederai makna Anda tersebut pada orang yang datang pada Anda itu. Oleh karenanya, jika ada yang datang pada Anda dan bercerita tentang tantangan hidupnya, maka Anda butuh untuk memperlakukan orang ini dengan tepat. Seperti apakah itu? Mari kita lanjutkan perbincangan ini.

Di atas sudah dituliskan bahwa orang yang akan menanggung konsekuensi dari sebuah keputusan atas tantangan hidup adalah orang yang memiliki tantangan hidup tersebut, yang dalam kasus ini, datang pada Anda. Bukan Anda sendiri! Jadi jangan pernah mengambilkan keputusan untuknya. Sekali Anda mengambilkan keputusan, dan keputusan itu berkonsekuensi buruk pada orang tersebut, maka akan hancurlah makna Anda di hatinya. Anda akan mengukir memori penghancuran kehidupan pada hari-hari selanjutnya yang akan dijalaninya. Ingat, memaafkan itu mungkin, tapi melupakan itu sulit. Akan selalu terukir bahwa Anda-lah yang telah membuat hidupnya kacau/menderita/berdarah-darah. Bisa saja Anda dimaafkan, namun mungkin saja peristiwa ini tidak akan pernah terlupakan.

Lalu bagaimana jika ada yang datang pada Anda dan bercerita tentang tantangan yang sedang dihadapinya? Ah, perasaannya tentu sedang carut marut dan dia butuh seseorang yang bersedia untuk mendengarkan keluh kesahnya. Atau mungkin perasaannya sedang bergairah untuk sebuah rencana. Akan sangat membantu manakala dia didengarkan dengan sepenuh hati.  Maka, jadilah Anda pendengar yang baik. Satu hal penting, tantangan hidup itu tidak ada baik, tidak ada buruk, tidak ada benar, tidak ada salah. Pendek kata, tidak ada aib pada kasus tantangan hidup. Jadi Anda tidak perlu menjadi hakim terhadap tantangan hidup yang tengah dihadapi oleh seseorang.

Menjadi hakim ini maksudnya menilai baik dan buruk semua orang yang terlibat di dalamnya, menilai baik dan buruk hal yang tengah terjadi, atau menilai siapa yang salah dan siapa yang benar di dalamnya. Jika Anda melakukannya, percayalah, Anda tengah membuat prahara dalam kehidupan seseorang. Anda tengah memupuk dendam, Anda tengah memupuk kebencian, dan Anda tengah meretakkan hubungan. Jika tantangan hidup tersebut muncul di antara orang yang berada dalam hubungan keluarga, betapa Anda akan punya andil luar biasa besar dalam menghancurkan relasi yang semestinya rukun dan saling menyayangi.

Setelah Anda mendengarkan dengan baik, Anda kuatkan dia dalam menghadapi tantangannya tersebut, hibur dia dengan kata-kata yang menenangkan, dan kemudian tanyakan padanya, apa rencananya di dalam menghadapi tantangan hidup tersebut. Sejauh yang saya tahu, sebenarnya setiap orang pasti akan memiliki rencana-rencana menyelesaikan tantangan yang dihadapinya, sesuai dengan konteks dan kemampuannya masing-masing.

Namun, jika pada saat pertama dia datang, dia belum bisa mengungkapkan hal tersebut, beri dia waktu untuk berpikir dan undang kembali lain waktu untuk membicarakannya. Manakala dia datang kembali dan sudah siap dengan rencananya, maka peran Anda adalah mematangkan rencana tersebut dengan mengajaknya memperdalam, menggali terkait siapa saja yang terlibat, apa yang diharapkan dari para pihak-pihak yang terlibat tersebut, serta bagaimana dampaknya terhadap mereka. Dampak pada pihak-pihak yang terlibat ini misalnya terkait anak, yaitu ketika tantangan dalam hidupnya adalah perselisihan dengan pasangannya dan mereka telah memiliki anak. Pikirkan apa dampak jika bertahan dalam hubungan suami-istri dan apa dampaknya jika memutuskan untuk berpisah. Usahakan tidak ada yang terlewat satu pihak pun yang dianalisis.

Kemudian bisa dilanjutkan pada prosesnya bagaimana, pembiayaannya dalam menjalankan keputusan bagaimana, lalu keberlangsungan hidup setelah keputusan dijalankan bagaimana. Anda akan menjadi seolah wartawan di TV, semacam Najwa Shihab yang bertanya dan bertanya, dan bertanya lagi. Selebihnya yang Anda lakukan adalah menjadi ahli. Maksudnya keahlian dalam banyak hal yang perannya adalah memberikan informasi-informasi tambahan yang dibutuhkan untuk membantunya mendapatkan keputusan. Jika Anda tidak memiliki salah satu informasi yang dibutuhkan (misalnya Anda tidak hapal prosentase bunga pada semua bank dalam kasus ketika tantangannya adalah mendapatkan dana tambahan untuk memulai usaha), Anda bisa menyarankan orang tersebut untuk mendatangi kenalan/teman Anda yang memiliki informasinya.

Nah, setelah sampai pada tahap pengambilan keputusan, maka tugas penting yang perlu Anda lakukan adalah mempertanyakan kembali keputusannya tersebut. Mengingatkan dampaknya terhadap para pihak yang terlibat, serta membahas kembali strategi bagaimana mempersiapkan semua pihak yang akan terdampak oleh keputusan tersebut. Proses ini akan membantu si pengambil keputusan untuk mendapatkan sebuah keputusan yang tidak akan pernah dia sesali, dan tentunya dia tidak akan pernah menyalahkan orang lain atas konsekuensi dari keputusan tersebut. 

Jadi sudah terbayang kan, bagaimana proses seseorang bisa membuat orang lain jadi tidak bisa mengambil keputusan dalam hidupnya. Hal itu terjadi ketika Anda mengatakan sebaiknya begini dan sebaiknya begitu dengan pengalaman, pengetahuan, cara pandang, dan konteks Anda sendiri, dan bahkan—yang paling ekstrim—perasaan Anda sendiri. Apalagi jika proses diambilkan keputusan ini, terjadi pada orang tersebut selama hidupnya, secara terus-menerus.

Asih Nuryanti

Asih Nuryanti
Bagikan:

Asih Nuryanti

Suka memasak, meskipun masaknya asal-asalan, tapi banyak yang suka. Sangat menikmati film animasi dan buku-buku detektif/petualangan. Pernah bekerja sebagai staf lapangan dan juga manajer di sebuah LSM yang bergerak di isu perempuan. Pernah memulai usaha membuka toko tapi bangkrut. Sekarang bekerja sebagai Komisioner KPU Kabupaten Gunungkidul Periode 2018 – 2023. Ke depannya, ingin memulai mimpi baru, yaitu membangun sebuah usaha lagi.

One thought on “Simak Tulisan Ini: Pastikan Anda Bukan Penyebab Seseorang Tidak Pernah Bisa Mengambil Keputusan

  • Juni 25, 2019 pada 2:01 am
    Permalink

    1. Apa kegiatan atau kesibukan yg sedang dijalani sekarang?
    2. Apa kira2 ada bisnis yg bs dikembangkan bersama?
    3. Bisakah diajak bekerjasama utk melakukan kegiatan sosial?
    4. Kapan mengunjungi guru2 sekolahnya dl?
    5. Kapan bernostalgia ke tempat yg dulu sering dikunjungi?
    6. Apa hobi sekarang msh sama seperti dl?
    7. Apa yang terpikirkan melihat teman2 yg lain ada yg berhasil dan ada yg hidup dlm kekurangan?

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *